Belajar Bahasa Arab Day-3

Belajar Bahasa Arab Quran Day-3


Sebelum kelas dimulai, NAK kembali menyediakan ruang tanya jawab. Pertanyaan peserta kali ini adalah 

Bukankah untuk memahami quran kita perlu memahaminya sebagaimana para sahabat Nabi Muhammad saaw memahamnya? 

Jawaban NAK

Dalam memahami teks Quran, memang pemahaman para sahabat (radiyallahu anhum) bisa membantu. Hanya saja, jumlah sahabat itu banyak, dan apa yang sampai ke kita hanya sedikit sekali. Demikian pula pemahaman sahabat tidak seragam, namun dalam hal tertentu para sahabat juga memiliki konsensus. NAK lalu memberikan contoh tentang musik, namun beliau cepat memberikan disclaimer bahwa beliau tidak sedang memberikan fatwa tentang musik. NAK hanya ingin mengilustrasikan alur berpikir salah satu sahabat Nabi Muhammad saaw yaitu Ibn Abbas ra bahwa yang dimaksud dalam frase 'purchasing idle speech/talks' (membeli perkataan yang tidak berguna) sebagaimana petikan ayat 6 Surat Luqman adalah musik,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
6. Dan di antara manusia (ada) orang yang membeli perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

Ibn Abbas ra merujuk kepada kejadian ketika rezim Quraisy mendanai konser di makkah untuk mengalihkan perhatian masyarakat Makkah yang sedang mendengarkan dakwah Nabi Muhammad dan para sahabat. Karena konser tersebut menggunakan instrumen musik dan lirik yang tidak bermanfaat, maka ini menjadi salah satu alasan mengapa ibn Abbas menyimpulkan makna 'membeli perkataan yang tidak berguna' adalah musik, karena terkait dengan 'konser musik' yang disponsori alias didanai atau dibeli oleh rezim Makkah saat itu.

Seusai tanya jawab, kami menyelesaikan 4 atribut ism, yaitu status (Rafa, Nasb, atau Jarr), number (singular plural) dan untuk malam ini gender dan type

Secara default kata dalam bahasa arab adalah maskulin, kecuali dibuktikan sebaliknya yaitu feminim
Ada beberapa cara untuk mengenali feminim
  1. Bunyi di akhir kata. Yang paling umum adalah yang berakhir ‘tun’. Namun akhiran ‘tun’ yang mengindikasikan feminim, tida berarti secara fisik adalah wanita. Contohnya Khalifatun, dan allamatun. tun di akhir kata 'khalif' dan 'allama' menekankan ekpresi superlatif. Khalif adalah orang yang ditinggalkan dengan tanggungjawab, sedangkan allama adalah orang yang berilmu. Akhiran 'tun' adalah penekanan bahwa Khalifatun adallah sosok yang mengemban tanggungjawab yang ekstrem luar biasa besar untuk mengelola dunia. Sedangkan allamatun adalah sosok bukan saja yang berilmu tetapi pakar ilmu yang sangat otoritatif dalam keilmuannya.
  2. Anggota tubuh yang berpasangan (kaki, tangan, kuping)
  3. Konvensi orang Arab (the arabs said so)
Terkait contoh penggunaan akhiran 'tun' yang tidak serta berarti feminim bisa dilihat dari tulisan Bu Frida (di laman fesbuknya) berikut:


Kapan mengetahui gender menjadi berguna untuk memahami teks?

NAK menjelaskan bahwa di dalam teks alQuran banyak sekali frase atau kalimat yang perlu diketahui dan ditafsirkan secara benar. Siapa berkata apa tentang apa, oleh siapa, dst. Masalah dalam bahasa Indonesia, bentuk 'nya' itu tidak dirinci sebagai feminim atau maskulin. Ini bisa menjadi masalah ketika harus menjelaskan 'nya' itu merefer ke 'suami' atau 'isteri', misalnya. Nanti ketika kita akan praktek menerjemahkan Quran akan lebih jelas in syaa Allah.

Baca juga ringkasan sebelumnya

Hari Pertama
https://peradabankami.blogspot.com/2019/11/belajar-bahasa-arab-day-1.html

Hari Kedua
https://peradabankami.blogspot.com/2019/11/belajar-bahasa-arab-day-2.html









Comments

Popular posts from this blog

Wabah Coronavirus Wuhan 2019: Ketika Sains bertemu Takdir

Belajar Bahasa Arab Day-2