Belajar Bahasa Arab Day 1


Belajar Bahasa Arab Quran Day1 (NAK Worldwide Dream Series)




(Courtesy Frida Nurulia)
Saya kenal Nouman Ali Khan (NAK) sejak ngikuti kelas bahasa Arab waktu masih di Boston dulu sekitar tahun 2006an. NAK adalah tipe generasi muslim kelahiran Amerika yang tidak pernah tinggal di negeri asal orang tuanya. Masa mudanya bisa dibilang lost generation, karena sempat bingung menemukan jatidirinya. Baginya Quran adalah relik yang tidak mudah di akses, apalagi kualitas terjemahan yang umum saat itu adalah terjemahan menggunakan bahasa Inggris shakespherian yang tidak lagi dipakai oleh generasi muslim yang berbahasa inggris kontemporer. Namun NAK mulai berubah ketika beliau sempat belajar bahasa Arab oleh guru yang paham bahasa Inggris dan bahasa Arab. Dari situ, hatinya mulai tersentuh dan bangkit memiliki misi agar Quran bisa dipahami terutama oleh generasinya dalam bahasa yang mudah dimengerti, sebagaimana ayat yang NAK sitir bahwa Quran is a powerful reminder for those who have hearts إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ (Qaf 37)

Semalam adalah hari pertama dari kuliah bahasa Arab yang akan berjalan setiap malam kurleb 3 jam ba'da maghrib hingga Kamis depan (sabtu libur) di balai Kartini.

Pembawaan NAK, humornya, gestur dan kekocakannya mengingatkan saya ke typical American yang mampu menceritakan konsep sulit ke dalam bahasa yang jenaka dan mudah dimengerti.

Di hari pertama, NAK mengenalkan struktur bahasa. Setiap bahasa memiliki struktur, aturan sehingga memudahkan orang berkomunikasi, menyampaikan dan menerima pesan dalam bahasa tersebut.

Contohnya, dalam bahasa arab ada tiga macam kata, yaitu Isim, Fi'il, dan Harf. Sederhananya, Isim adalah kategori kata yang mewakili orang, tempat, ide, benda, adverb, adjective, and more. Agak lucu juga, karena saya sendiri suka kebalik-balik bedain adverb vs adjective. Tapi akibat belajar bahasa arab, malah jadi belajar English Grammar. Sedangkan Fi'il, singkat nya adalah verb atau aksi/kata kerja yang terjadi masa lalu, kini dan masa datang. Nah, apa itu Harf? NAK bilang, ya selain Isim dan Fi'il.

Bagi yang rutin berbahasa Inggris, urutan kata itu penting untuk menentukan siapa melakukan apa kepada siapa. Ada subject, verb, object.

John hits Bob (John sebagai subject atau doer, hits adalah verb masa kini, dan Bob adalah object yang di-hits)
Bob hits John (kalau ini, Bob sebagai subject, dst)

Dalam bahasa Arab, John dan Bob adalah Ism, dan "hits" adalah fi'il.

Nah dalam contoh di kalimat pertama, yang masuk penjara adalah John, sedangkan di kalimat kedua yang masuk penjara adalah Bob. Kenapa? karena urutan subyek, verb, dan obyeknya menyatakan hal tersebut.

Nah, dalam bahasa arab, boleh saja urutan dibolak balik misalnya
John Bob HIts
HIts John Bob

Lalu bagaimana orang Arab mengetahui who hits whom?

Di sinilah bunyi menjadi penting. Dulu waktu belajar ngaji Quran, kita belajar bunyi a, i, u; ba, bi, bu; ta, ti, tu.

Akhiran bunyi itu menentukan status isim dalam kalimat. Jadi kalau kita ingin menyatakan alasan Bob dipenjara akibat hits John

Maka berikan bunyi akhir yang tepat. Untuk Doer/pelaku berikan bunyi akhiran (u), sedangkan obyek atau penjelasan dari verb (siapa/apa yang dipukul/diperlakukan) berikan bunyi akhiran (a)

HIts John(a) Bob(u)
Bob(u) hits John(a)
John(a) Bob(u) hits

Semua kombinasi dalam tiga kalimat di atas bermakna sama, yaitu Bob yang masuk penjara karena dia pelakunya, sedangkan John adalah korban dari perlakuan Bob.

Jadi urutan bisa dibolak balik tetapi bunyi akhiran jangan keliru. Karena salah baca akhiran bisa berarti salah arti dan malah bisa merubah sejarah hehe

Contohnya di Al Baqarah dikisahkan Dawud Membunuh Jalut

وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ

wa qatala dawud(u) jaalut(a)

qatala (dia telah membunuh)
dawud(u) pelaku atau pembunuh karena ada bunyi u
jaalut(a) adalah korban

nah, kalau kita salah baca quran, wa qatala dawud(a) jaalut(u), wah itu tidak hanya merubah makna, tetapi bisa merubah sejarah hehe.

Keunikan kuliah NAK juga memberikan apresiasi terkait struktur bahasa Arab Quran. Keunikan struktur yang ditata secara presisi adalah salah satu mukjizat yang umat Islam sedunia meyakini bahwa tidak mungkin Quran ditulis oleh Manusia. Pasti oleh Selain Manusia. Hanya saja apakah hati kita tersentuh ketika membaca Quran? Padahal Allah sedang berkomunikasi dengan kita ketika kita membaca ayat-ayatNya.

Perhatikan Saba ayat 2.

يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۚ وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ

Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Frase Ghofur Rahim adalah frase yang sering ditemukan dalam Quran, Maha Pengampun (Al Ghafur) dan Lovingcare (Rahim). Namun dalam ayat Saba 2, justru dibalik Rahim al Ghafur. Ada apa in? Ternyata penempatan itu konsisten dengan dua konsep yang tersebut sebelumnya di ayat tersebut, terkait dengan directionality (arah).

Konsep pertama, Allah mengetahui semua yang masuk ke bumi dan juga yang keluar dari bumi

Konsep kedua, Allah mengetahui yang turun dari langit, dan yang naik ke langit

Maka hal ini menjadi menarik bahwa ternyata ada kesengajaan menempatkan Rahim di ikuti oleh Ghafur sebagai penutup ayat. Rahim (lovingcare, penyanyang) berasal dari kata rahim (tempat bayi berlindung di dalam). Jadi ada arah ke dalam. Di konsep berikutnya yaitu 'turun ke bawah' juga memiliki konotasi arah/directionality yang sama seperti "masuk ke dalam". Hujan yang turun dari langit adalah rahmah (kasih sayang, lovingcare).

Maka diujung ayat, tersebut kata Rahim terlebih dahulu

Lalu apa yang keluar atau naik dari bumi ke langit, tentu adalah doa doa kita ke arah langit, keluar dari bumi dalam upaya mengharapkan pengampunan dari yang maha Pengampun , maka kata Ghafur (Maha Pengampun, tidak hanya mengampuni tetapi juga tidak akan mempermalukan hamba yang telah memohon ampun dengan membuka aibnya dst) tersebut diletakkan di paling akhir.

Sebagai ilmuwan saya tentu bisa mengapresiasi ayat ayat yang berkenaan dengan fakta sains. Namun kita tahu bahwa Sains tidak semaju dulu 1400 tahun yang lalu, jadi apa yang membuat masyarakat Arab menyadari bahwa Quran bukanlah buatan Nabi Muhammad? Maka kedalaman bahasa Arab Quran ini adalah mujizat bagi manusia sepanjang jaman, baik bagi ilmuwan maupun bukan.

wallahu a'lam


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Wabah Coronavirus Wuhan 2019: Ketika Sains bertemu Takdir

Belajar Bahasa Arab Day-2

Belajar Bahasa Arab Day-3